Ayah

Ayah
Teringat waktu ku kecil kau dekap dan peluk aku di pangkuanmu dengan penuh kehangatan.Kau usapkah jenggot halusmu di atas kepalaku,kau pegang tanganku dengan penuh rasa sayang, Kau goyangkan perlahan badanmu dan kau elus rambutku dengan tanganmu yang halus.
Ayah betapa keras kau bekerja,siang malam hujan dan panas tak kau hiraukan.Kau bekerja keras untuk menghidupi kami. Sungguh mulia pengorbananmu.
Ingatku hujan deras, dingin dan macet jalanan , kau pulang dengan motor pemberianku, kau klakson motor dan dengan sigap ku bukakan pintu gerbang rumah kita , dan ku sambut dirimu dengan senyuman.Ku lihat ragamu yang sudah renta, sepatu dan bajumu basah kuyup, terbayang jelas semua yang kau rasakan ayah. Ibu datang dan mengambilkan handuk ia memelukmu denagn mesra, lalu ia memberikanmu segelas teh hangat untuk menghangatkan ragamu.
Semua ingatan itu akan selau ku ingat. Bekerja dengan keras untuk kebahagiaan kita
Hari itu aku datang bersama anak dan istriku, ya hari itu adalah tepat hari setahun pernikahanku. Ku datang menjengukmu ayah.

Sejak hari pernikahanku, kesehatanmu terus memburuk ayah, apa kau merindukanku atau ada pikiran yang lain yang membuat penyakit diabetesmu semakin menjadi-jadi. Ku lihat kau terbaring di tempat tidurmu, tubuh tuamu renta, hanya terbalut kulit dan tulang, tak sanggup perasaan ini melihatnya , air mataku terus berjatuhan melihatmu. Tampak telapak tanganmu terkelupas ku genggam erat dan ku ciumi tangan itu, tangan penuh dengan keberkahan hidupku. Lidahmu yang kelu mengucapkan sesuatu, kau memintaku untuk membelikan air kelapa, ku bergegas membelinya dan ku berikan kepadamu, kau minum dengan penuh rasa bahagia, dan terlihat jelas di matamu saat itu.
Saat itu semua keinginanmu,ku berikan semua,ya semua. Sampai detik itu,kau yang terbaring lemah di atas tempat tidur memintaku untuk mengambil anakku untuk di bawa ke kamarmu dan ketika ku menggendongnya dan duduk di dekatmu, terlihat tanganmu perlahan menyentuhnya, ku lihat matamu meneteskan air mata. Lalu kau berbicara dan meminta maaf padaku. Aku tak mengerti mengapa kau meminta maaf kepadaku, ku berkata “lebih baik, ayah meminta maaf sama Allah, karena saya cuma anak dan saya yang banyak salah, mungkin ayah yang banyak salah sama Allah, minta maaf dan ampunlah kepada Allah”. Terlihat lagi air mata jatuh di pipinya.

Ku hanya bisa memeluknya dan menghapus airmatanya , Di panggil pula ibu, ayah meminta maaf kepada ibu. Begitu pula jawaban ibu sama denganku.
Lalu kami beristirahat dan terus mengingatkan ayah kepada sang maha kuasa Allah swt. Kami meninggalkan ayah di kamar sendirian. Karena ibu ingin istirahat dan tidur merebahkan diri, setelah semalaman melayani semua keperluan ayah mulai dari makan minum sampai buang air kecil, karena ayah benar-benar lemas dan tidak bisa bangun sendiri melakukan aktivitasnya.

Sampai adzan dzuhur berkumandang, kakak iparku melihat ayah sudah terbaring kaku di tempat tidurnya. Ya hari itu tepat hari setahun pernikahanku, ayah telah tiada. Ku mandikan jenazah ayah,mengkhafani,menshalati,dan mengantarkannya sampai ke liang lahat. kuterus mendoakan ayah agar beliau di tempatkan di sisi-Nya.
Semua pelajaran ayah terhadapku, sangat ku ingat. Bekerja dengan keras, bersosalisasi baik dengan masyarakat sekitar,setia kepada satu wanita,sayang terhadap anak, dan menjadikan kebersihan selalu ada di diri kita

Ayah semoga kau di tempatkan di sisi-Nya..aku sangat merindukanmu.

By.Arya